Rabu, 28 Mei 2008

Preformulasi Infus

PREFORMULASI INFUS

Dekstrosa (glukosa)

(FI IV hal. 300, Martindale 28 hal. 50, DI hal. 1427, Excipient hal. 154)

Bobot molekul : D glukosa monohidrat 198,17

Rumus molekul : C6H12O16.H2O

Pemerian : Hablur tidak berwarna serbuk hablur atau serbuk granul putih, tidak berbau rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, larut dalam etanol mendidih, sedikit larut dalam alkohol

E NaCl : 0,16 ( Sprowls hal: 187)

L : 1,9

Konsentrasi : 2,5-11,5% untuk IV (DI 2003 hal 2505). 0,5-0,8 g/kg/jam (DI hal 1427-1429). Untuk hipoglikemia 20-50 ml (konsentrasi 50%)

Khasiat : Sebagai sumber kalori dan zat pengisotonis

Osmolaritas : 5,51% w/v larutan air sudah isotonis dengan serum

Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan, dekstrosa stabil dalam keadaan penyimpanan yang kering, dengan pemanasan tinggi dapat menyebabkan reduksi pH dan karamelisasi dalam larutan

OTT : Sianokobalamin, kanamisin SO4, novobiosin Na dan wafarin Na,Eritromisin, Vit B komplek

( martindale 28 hal: 21)

Sterilisasi : autoklaf

PH : 3,5 – 6,5 (dalam 20%w/v larutan air)

Efek samping : Larutan glukosa hipertonik dapat menyebabkan sakit pada tempat pemberian (lokal), tromboklebitise, larutan glukose untuk infus dapat menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit termasuk edema, hipokalemia, hipopostemia, hipomagnesia.

Kontraindikasi : Pada pasien anuria, intrakranial atau intraspiral hemorage

Titik lebur : 83OC

NaCl (Natrium klorida)

(FI IV hal. 584, Martindale 28 hal. 635, Excipient hal. 440)

Rumus molekul : NaCl

Bobot molekul : 58,44

Pemerian : Kristal tidak berbau tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tiap 1g setara dengan 17,1 mmol NaCl.

2,54g NaCl ekivalen dengan 1 g Na

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 3 bagian air, 10 bagian gliserol

Sterilisasi : Autoklaf atau filtrasi (Martindale 28 hal: 635)

Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas

pH : 4,5 –7(DI 2003 hal 1415) 6,7-7,3 ( Excipient hal 672)

OTT : logam Ag, Hg, Fe

E NaCl : 1 (Sprowls hal 189)

Kesetaraan E elektrolit : 1 g ≈ 17,1 mEq

Konsentrasi/dosis : lebih dari 0,9% (Excipient hal 440). Injeksi IV 3-5% dalam 100ml selama 1 jam (DI 2003 hal 1415). Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam plasma = 135-145 mEq/L ( steril dosage form hal 251 )

Khasiat/kegunaan : Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh

Efek samping : Keracunan NaCl disebabkan oleh induksi yang gagal dapat menyebabkan hipernatremia yang memicu terjadinya trombosit dan hemorrage. Efek samping yang sering terjadi nausea, mual, diare, kram usus, haus, menurunkan salivasi dan lakrimasi, berkeringat, demam, hipertensi, takikardi, gagal ginjal, sakit kepala, lemas, kejang, koma dan kematian.

Kontraindikasi : Untuk pasien penyakit hati perifer udem atau pulmonali udem, kelainan fungsi ginjal.

Farmakologi : berfungsi untuk mengatur distribusi air, cairan dan keseimbangan elektrolit dan tekanan osmotik cairan tubuh.

Aqua Pro Injeksi

(FI IV hal 112, FI III hal 97)

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau

Sterilisasi : Kalor basah (autoklaf)

Kegunaan : Pembawa dan melarutkan

Alasan pemilihan : Karena digunakan untuk melarutkan zat aktif dan zat-zat tambahan

Cara pembuatan : didihkan aqua dan diamkan selama 30 menit, dinginkan

H2O2 (Hidrogen peroksida)

(FI IV hal. 438, Martindale 28 hal. 1232)

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bereaksi asam terhadap lakmus, terurai secara perlahan dan dipengaruhi oleh cahaya

Konsentrasi : 0,1%

Stabilitas : stabil dengan penambahan pengawet 0,05%

OTT : zat pereduksi dan zat pengoksidasi

Kegunaan : Untuk membebaskan aqua pro injeksi dari pirogen atau depirogenisasi.

Alasan pemilihan : Untuk membantu pembebasan sediaan dari pirogen.

Norit

(FI IV hal. 1169, Martindale hal. 79)

Pemerian : Serbuk hitam tidak berbau

Kelarutan : praktis tidak larut dalam suasana pelarut biasa

Stabilitas : stabil ditempat yang tertutup dan kedap udara

Kegunaan : Untuk kelebihan H2O2 dalam sediaan

Konsentrasi : 0,1-0,3%

Alasan pemilihan : Norit inert sehingga tidak bereaksi dengan zat aktif.

Kalsium glukonat

(FI IV hal. 161)

Pemerian : Hablur, granul atau serbuk putih; tidak berbau; tidak berasa. Stabil di udara

Kelarutan : Agak sukar (dan lambat) larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih, tidak larut dalam etanol. Larutan bersifat netral terhadap lakmus

Stabilitas : Injeksi kalsium OTT dengan larutan infus IV yang terdiri dari bermacam-macam obat (DI hal. 1399)

Khasiat : Untuk pengobatan hipokalsemia tetani

(DI hal. 1399)

Dosis : Kebutuhan tubuh 4,5-5,5 mEq kalsium per hari.

1 g Ca. Glukonat monohidrat ~ 4,5 mEq calcium

( Martindale 28 hal.623)

pH : 6-8,2 (DI hal.1399)

OTT : Oxidating agent, sitrat, phospat, dan sulfat

(Martindale 28 hal. 622)

E NaCl : 0,18 (FI IV Hal. 1246)

Efek Samping : Mual, muntah, vasodilatasi perifer, berkeringat, hipotensi, hiperkalsemia, konstipasi

(Martindale 28 hal.62)

Kontraindikasi : Perhatian serius pada ketidakseimbangan fungsi renal (Martindale 28 hal.620)

Sterilisasi : Autoklaf ( Martindale 28 hal 622)

Dextran 70

(DI 2003 hal. 2489; Martindale hal. 955; FI IV hal. 296 )

Pemerian : Serbuk amorf, warna putih sampai putih kekuningan; tidak berbau dan tidak berasa; higroskopis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air panas; larut secara bertahap dalam air; praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter.

Dosis : Total dosis dari 6% larutan yang ditujukan untuk dewasa dan anak selama 24 jam pertama tidak lebih dari 1,2 g/kg (20 mL/kg); bila terapi berlanjut lebih dari 24 jam, dosis tidak lebih dari 0,6 g/kg (10 mL/kg) dalam sehari. Untuk dewasa, dosis yang biasa diberikan 30 g (500 mL). Pada situasi emergensi, dextran 70 dapat diberikan pada dewasa dengan kecepatan 1,2-2,4 g (20-40 mL) per menit. Pada pasien normovolemik, kecepatan infus tidak lebih dari 0,24 g (4 mL) per menit. (DI 2003 hal 2489)

Rute pemberian : intravena

pH : 3-7

Stabilitas : Larutan dextran jika disimpan dalam jangka waktu yang lama atau pada temperatur yang bervariasi, maka akan terbentuk kristal dextran pada larutan. Kristal tersebut dapat larut kembali dengan pemanasan pada WB suhu 1000C atau dengan autoklaf pada 1100C selama 15 menit. Larutan dextran harus disimpan pada temperatur konstan yaitu 250C.

Kegunaan : Cairan pengganti darah dan penambah volume plasma untuk mengatasi syok ketika produksi darah lengkap manusia tidak mencukupi, dan pada kondisi syok hipovolemik.

OTT : Mungkin timbul dari pH asam selama preparasi dextran 70.

Sterilisasi : sterilisasi akhir (autoklaf pada suhu 1150-1160 selama 30 menit.

Farmakologi : Dextran 70 menyerupai sediaan steril albumin serum.

CaCl2

(DI 88 hal. 1398; FI IV hal. 160, Martindale 28 hal. 621)

Pemerian : Granul atau serpihan, putih, keras, tidak berbau.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan dalam etanol mendidih, sangat mudah larut dalam air panas.

pH : 4,5 – 9,2 (5% larutan air)

OTT : karbonat, fosfat, sulfat, tartrat, sefalotin sodium, CTM dengan tetrasiklin membentuk kompleks

Stabilitas : Injeksi kalsium dilaporkan inkompatibel dengan larutan IV yang mengandung banyak zat aktif.

Kegunaan : Untuk mempertahankan elektrolit tubuh, untuk hipokalemia, sebagai elektrolit yang esensial bagi tubuh untuk mencegah kekurangan ion kalsium yang menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.

Sterilisasi : autoklaf

Kesetaraan equivalent elektroit :

1 g CaCl2 ≈13,6 mEq Ca++

Ekuivalensi : 0,51 ( Sprowls hal 187)

Farmakologi : penting untuk fungsi integritas dari saraf musular, sistem skeletal, membran sel dan permeabilitas kapiler ( DI hal 1398)

KCl

(DI 88 hal. 1410; Excipient hal 385, FI IV hal. 477)

Pemerian : Kristal atau serbuk kristal putih atau tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa atau berasa asin

.

Kelarutan : Larut dalam air, sangat mudah larut dalam air panas, praktis tidak larut dalam eter, etanol dan alkohol.

pH : 4-8

konsentrasi : 2,5-11,5%

dosis : konsentrasi kalium pada rute iv tidak lebih dari 40 mEq/L dengan kecepatan 20 mEq/jam ( untuk hipokalemia). Untuk mempertahankan konsentrasi kalium pada plasma 4 mEq/L ( DI 2003 hal 1410). K+ dalam plasma = 3,5-5 mEq/L ( steril dosage form hal 251)

Stabilitas : Stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering.

Kegunaan : Biasa digunakan dalam sediaan parenteral sebagai senyawa pengisotonis.

OTT : Larutan KCl IV inkompatibel dengan protein hidrosilat, perak dan garam merkuri.

Sterilisasi : Dengan otoklaf atau filtrasi.

Kesetaraan equivalent elektrolit :

1 g KCl ≈ 13,4 mEq K+

Ekuivalen : 0,76 ( Sprowls hal 189)

Arginin HCl

(Remington hal. 1690, DI 88 hal. 1314, Martindale 28 hal. 49)

Pemerian : Kristal putih atau serbuk kristal, praktis tidak berbau.

Kelarutan : Larut dalam air (1 g dalam 5 mL) , agak larut dalam alkohol Panas

Indikasi : Penanganan gejala dari encephalopathie parah yang berasosiasi dengan amoniakal azotemia dapat meningkatkan keadaan klinis dari pasien. Arginin digunakan sebagai suplemen nutrisi dalam kondisi dimana karakter dibasic amino atau dapat mengurangi kadar amonia dalam darah (pada pasien Hiperammonia). Arginin sebagai prekursor seharusnya digunakan hati-hati.

Kontraindikasi : Arginin harus diberikan hati-hati pada pasien dengan gangguan elektrolit karena dapat mendorong kearah pengembangan hyperchloraemic acidosis. Tidak boleh diberikan pada penderita ginjal atau anuria.

pH : dalam larutan 9,5 – 10 % pHnya 5-5,5

Dosis : 25 g atau 500mg/kg BB dalam 500-1000 ml ( Martindale hal 49 )

OTT : medroksi progesteron asetat, xylitol, aminofilin, sulfenil urea

Stabilitas : stabil dalm suhu kamar

Sterilisasi : filtrasi atau autoklaf

PH : 5 - 6,5

Ekivalen : 0,475 mEq

Penyimpanan : disimpan pada suhu kamar, hindari dari pemanasan dan pembekuan.

Na Bikarbonat

Pemerian ; Serbuk kristal putih, berbau lemah, berasa asin

Kelarutan ; 1 bagian larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam alkohol dan eter

pH ; tidak lebih dari 8,6 (larutan 5% dalam air)

OTT ; Asam, garam asam, dopamine HCL, Pentazosin laktat, garam alkaloid, bismuth salisilat.

Sterilisasi ; Otoklaf atau filtrasi

Khasiat ; Pengobatan asidosis metabolic akut

Dosis ; Untuk dewasa 2-5 mEq/kg selama 4-8 jam (DI 88 hal 1388)

E NaCl ; 0,65 (Sprowis hal 189)

Stabilitas ; Injeksi disimpan pada suhu dibawah 40°C, tapi lebih baik disimpan 15-30ÂșC dan harus terlindung dari pembekuan.

MgCl2

(Martindale 28 hal. 625)

Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau, kristal higroskopik dengan sedikit rasa pahit.

Kelarutan : 1 bag Larut dalam 1 bagian air; dalam 2 bagian etanol.

Dosis : Mg2+ dalam plasma = 2 mEq/L (Steril dossage Form hal 251)

PH : 4,8 – 7 (5 % dalam air).

Stabilitas : Jika dipanaskan 100 °C akan kehilangan 2 molekul dari kristalnya dan pada suhu 110 °C mulai kehilangan hidrogenklorida membentuk garam.

Sterilisasi : Dengan otoklaf atau filtrasi.

Kegunaan : Sebagai sumber ion magnesium, untuk aktivitas neuromuskuler sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat dan protein.

Kandungan : 9,8 mEq pergram (Martindale 28 hal 625)

Ekivalensi : 0,45 (Sprowls hal 188)

Vitamin C

(FI IV hal. 39, DI 2003 hal. 2108, Martindale 35 hal. 1653, Excipient hal. 21)

Pemerian : Hablur, serbuk putih atau agak kuning

Kelarutan : Agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, eter dan benzen

Stabilitas : dalam bentuk serbuk asam askorbat relatif stabil di udara dan stabil terhadap pemanasan. Tidak stabil dalam larutan terutama larutan alkalis. Larutan asam askorbat stabil pada pH maksimum 6-6,5

pH : 5,5-7

Khasiat : Antioksidan dan untuk defisiensi vitamin C

Dosis : 100-250mg/hari (DI 2003 hal. 2108), 0,01-0,1% (Excipient hal. 21)

OTT : Dengan larutan alkalis, logam berat dan bahan pengoksidasi fenileferin HCl, pirilamin maleat, salisilamid, NaNO3, Na salisilat, teobromin salisilat

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tdak tembus cahaya

Ammonium Klorida

(FI IV hal. 94, Martindale 28 hal. 686, DI 2003 hal. 1384)

Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk halus atau kasar berwarna putih, rasa asin dan agak dingin, hidroskopik

Kelarutan : 1 g zat larut dalam 2,7 ml air, 1 g zat larut dalam 1,4 ml air hangat, 1 g zat larut dalam 100 ml alkohol, 1 g zat larut dalam 8 ml gliserol. 0,8% larutan isoosmotik dengan serum (Martindale 28 hal. 686)

Khasiat : Untuk pengobatan alkalosis metabolik yang berat

Dosis : Untuk iv 500ml dari 2% larutan setiap 3 jam

OTT : dengan alkali karbonat dari alkali tanah dan garam perak

Stabilitas : amonium klorida untuk konsentrasi injeksi harus disimpan pada temperatur 40oC atau kurang dari 40oC. Hindari dari pembekuan. Konsentrasi larutan bisa mengkristal pada suhu rendah. Jika serbuk mengkristal, larutan injeksi harus dipanaskan di WB dengan temperatur kamar (DI 2003 hal. 1384)

Sterilisasi : Autoklaf atau filtrasi

pH : 4,6 – 6 (Martindale 28 hal. 686)

penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat

Glisin

(Martindale 28 hal. 1786, DI 2003 hal. 1477)

Pemerian : serbuk kristal, putih, tidak berbau, rasa agak manis, beraksi asam dengan lakmus

Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat sukar larut dalam eter dan etanol. 5% larutan dalam air mempunyai pH 5,9 – 6,4

Khasiat : sebagai larutan irigasi, urogenital selama operasi terutama pada proses penanganan transuretral prostat.

Dosis : 15 mg /ml

Stabilitas : stabil jika disimpan dalam suhu kurang dari 40oC, tidak boleh lebih dari 60oC (DI 2003 hal. 1477)

pH : 4,5 – 6,5

penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

sterilisasi : filtrasi

Na Laktat

(DI 2003 hal. 2474)

Ekivalensi : 0,55 (Sprowls hal. 189)

Latar belakang :

- Na laktat sebagai zat aktif dimana zat aktif ini merupakan agen pengalkali yang digunakan sebagai sumber bikarbonat untuk pencegahan dan pengobatan asidosis metabolic ringan hingga sedang

- Tidak ditambah zat pengisotonis karena didapat larutan hipertonis dengan catatan laju tetesan tidak lebih dari 200ml per jam (DI 2003 hal. 2474)

Tidak ada komentar: