FORMULA AMPUL
Injeksi Teofilin (Marindale 28 hal 345)
Teofilin 20 mg (DI hal 3488 thn 2003)
Etilendiamin 10 mg
Aqua p.i ad. 1ml
Latar belakang
- Aminofilin merupakan kompleks 2:1 dari Teofilin dan etilendiamin (Handbook on Injectabe hal 85)
- Teofilin sebagai z.a untuk antiasma
- Etilendiamin digunakan agar terbentuk kompleks aminofilin yang mudah larut dalam air
- Bentuk pemberian adalah injeksi iv yang digunakan dalam wadah dosis tunggal ampul
- Tidak perlu ditambahkan pengawet karena sediaan dalam wadah dosis tunggal
- Sterilisasi akhir dengan autoklaf karena za tetap stabil pada pemanasan tinggi
Injeksi antibiotik untuk meningitis
(Rekons larutan )
1. Kloramfenikol Na. Suksinat 1 g ~ kloramfenikol ( Martindale 28 ha 1142)
Aqua pi ad 2 ml
Penimbangan
Kloram Na. Suksinat
= 445,2 x 1g = 1,379 g ~ 1,4 g
323,1
Kloramfenikol serbuk di vial
- Aqua pi dimasukkan dalam ampul 2, 15 ml ( 2 ml volumenya & 0,15 ml nya volume kelebihan)
Teknik pembuatan : Aseptis
Sterilisasi bahan – bahan : Kloramfenikol →radiasi γ
Wadah : Ampul coklat (YUKI PUNYA)
2. Ampisilin Na 1060
Sulbaktam 550
Dalam wadah vial 5 ml
Aqua pro injeksi
Dalam wadah ampul 4 ml + 0,3 ml = 4,3 ml
Dalam ampul 5 ml
Dibuat 12 ampul
Perhitungan:
1 mg sulbaktam Na ~ 886 µg – 941 µg sulbaktam
564,3 mg – 531,3 mg sulbaktam Na ~ 500 mg sulbaktam
1,06 g Ampisilin Na ~ 1g ampisilin
1060 mg ampisilin Na ~ 1000 mg ampisilin.
375 mg campuran ampisilin : sulbaktam = 2:1 larut dalam 1 ml
1500 mg campuran ampisilin : sulbaktam = 2:1 larut dalm 4 ml air
Air untuk 12 ampul = 12 x 4,3 ml = 51,6 ml
Injeksi Amikasin
(Amikasin sulfat)
Formula Awal
(Handbook on Injectable Drugs hal 30)
Amikasin sulfat 250 mg/ml
Na bisulfit 0,66 %
Na sitrat 2,5 %
Asam sulfat q.s ad pH 3,5 – 5,5
Formula Rencana
Amikasin sulfat 250 mg/ml
Na bisulfat 0,66 %
Na sitrat 2,5 %
Asam sulfat q.s ad pH 3,5 – 5,5
Formula Jadi
Amikasin sulfat 500 mg
Na bisulfit 0,66 %
Na sitrat 2,5 %
Asam sulfat q.s ad pH 3,5 – 5,5
Aqua p.i ad 2 ml
Latar belakang pemilihan formula:
1. Pada formula injeksi amikasin ini digunakan garam amikasin yaitu amikasin sulfat karena sifat kelarutannya yang mudah larut dalam air.
2. Natrium bisulfit berfungsi sebagai antioksidan karena amikasin sulfat dapat teroksidasi oleh udara dimana menyebabkan perubahan warna menjadi kuning pucat. Namun perubahan warna ini tidak mengakibatkan berkurangnya potensi dari amikasin sulfat.
3. Natrium sitrat berfungsi sebagai pendapar, dan digunakan asam sulfat untuk mengatur pH hingga pH sediaan adalah 3,5 – 5,5.
Wadah : ampul
Volume : 2 ml
Dosis : 15 mg/kg BB
Jalur : intramuskular
Volume 1 ampul = 2 ml
Dibuat 16 ampul, maka
= {(n + 2) V + (2 x 3)}
= {(16 + 2) 2,15 + (2 x 3)}
= 44,7 ml ~ 50 ml
Amikasin sulfat = 250 mg/ml x 50 ml = 12,5 g
Na bisulfit = x 50 ml = 0,33 g = 330 mg
Na sitrat = 2,5 x 50 ml = 1,25 g
100
Injeksi Amikasin
(YUKI PUNYA)
Amikasin 100 mg (Martindale hal 1088)
Aqua pi ad 2ml
Amikasin agak sukar larut dalam air sehingga digunakan amikasin sulfat
1 g amikasin ~ 1,3 g amikasin sulfat
Amikasin sulfat = 0,1 g x 1,3 g = 0,13 g
1 g
Untuk pengobatan infeksi gram (-) yang parah
Amikasin sulfat 130 mg
Na. Metabisulfit 0,1%
Sodium sitrat 0,3%
Aqua p.i ad 2ml
- Na.metabisulfit untuk menjaga agar warna amikasin sulfat tidak berubah dalam penyimpanan
- Sodium sitrat untuk buffer agar pH sediaan sekitar 4,5
Injeksi Aminofilin
Tiap 1 ml mengandung:
Aminofilin 25 mg
Aqua pi ad 1 ml
Volume ampul yang digunakan :
Kelarutan : 1 g dalam 25 ml air menghasilkan larutan jernih
V = 25 mg x 25 ml
= 0,025 g x 25 ml
= 0,625 ml ~ 1 ml
Volume larutan yang akan dibuat
V = [(n + 2) v + (2 x 3)] ml
= [ (16 + 2) 1,1 + (2 x 3) ] ml
= 25,8 ml ~ 30 ml
Dimana:
v : volume ampul + kelebihan volume
n : jumlah ampul
2 : cadangan
2 x 3 ml : untuk pembilasan
Penimbangan
Dibuat volume 1 ampul = 1 ml
Aminofilin = 25 mg x 30 ml = 750 mg
1 ml
Aminofilin terdiri dari :
Teofilin = 85%
Etilendiamin = 15%
Aminofilin = 750 mg
- Teofilin = 85 x 750 mg = 637,5 mg
100
- Etilendiamin = 15 x 750 mg = 112,5 mg
100
Aqua pi ad 30 ml
Injeksi Antihipertensi dan gol β-bloker (Propranolol)
Formula Dasar (Martindale 28 hal 1335)
Propanolol HCl 1 mg
Asam Sitrat pH 3-3,5 q.s
Aqua p.i ad 1 ml
Formula Jadi
Propanolol HCl 1 mg
Dapar Sitrat pH 3 ad 1 ml
Perhitungan
Volume larutan untuk ampul :
{(n + 2)V + (2 x 3)} ml
Dibuat 13 ampul @ 1 ml
V = [(n + 2) v + (2 x 3)] ml
= [(13 + 2) (1 + 0,1) + (2 x3)] ml
= [16,5 + 6] ml
= 22,5 ml à 23 ml à 25 ml
Propanolol HCl = 1 mg x 25 ml = 25 mg
ml
Dapar Sitrat pH 3
(DI 2003 hal 2469)
As. Sitrat monohidrat 57,4 g/L
Na. Sitrat dihidrat 17,6 g/L
Pembuatan dapar untuk 25 ml
As. Sitrat : 25 ml x 57,4 g = 1,435 g
1000 ml
As. Sitrat : 25 ml x 17,6 g = 0,44 g
1000 ml
Latar belakang
- Propranolol HCl sbg antihipertensi (β- blocker), digunakan secara I.V
- Asam sitrat untuk mengadjust sampai dgn PH 3
(2,8 – 3,5 ). Paling stabil pd PH 3 dan terdekomposisi pd PH basa
* Sterilisasi : Autoklaf
* NB : Ampul coklat
Injeksi Salbutamol sulfat
Tiap ml mengandung:
Salbutamol sulfat 350µg
Dapar asetat pH 3,5 ad 1 ml
a. Perhitungan
V = {(n + 2) v : (2 x 3)
Dimana
n = jumlah ampul
2 = cadangan
v = volume ampul + kelebihan volume
2x 3 ml = untuk pembilasan
Maka V = {( 14 + 2 ) 1,1 + (2 x 3)} ml
= 23,6 ml ~ 25 ml
b. Penimbangan
Salbutamol : 350µg x 25 ml
: 0,35 mg x 25 ml
: 8,75 mg ( perlu pengenceran)
Cara pengenceran :
Timbang salbutamol sulfat 50mg kemudian tambahkan aqua pro injeksi ad 10 ml.
Pengenceran salbutamol yang diambil
= (8,75 mg / 50 mg) x 10 ml
= 1,75 ml
Dapar asetat = 25 ml – 1,75 ml
= 23,25 ml
Injeksi Gagal Jantung/ payah Jantung
(Digoksin)
Formula Dasar
(DI 2003 hal 1585, Martindale 28 hal 537)
© Digoxin 250 µg/ml
© Alkohol 10 %
© Propilen Glikol 40 %
Formula Jadi :
v Digoxin 250 µg/ml
v Alkohol 10 %
v Propilen Glikol 40 %
v Aqua PI ad 1 ml
Tiap ampul berisi 1 ml
Penimbangan
untuk volume 16 ampul
V = {(n + 2) v + (2 x 3)}mL
= {(16 + 2) (1 + 0,1) + 6 }mL
= 25,8 mL ~ 30 mL
1. Digoxin = 30 mL x 250 µg/mL
= 7500 µg
= 7,5 mg
Pengenceran:
Timbang 10 mg digoxin à 10 mL pelarut campur
Digoxin yang dipipet = 7,5 mg x 10 mL = 7,5 mL
10 mg
TOTAL PELARUT CAMPUR yang dibuat
= (30-7,5) mL + 10 mL
= 32,5 ml
2. Alkohol = 10 % x 32,5 mL
= 3,25 mL
3. Propilen glikol = 40 % x 32,5 mL = 13 mL
4. Aqua PI = 50 % x 32,5 mL
= 16,25 mL
Pembuatan :
Sterilisasi akhir Autoklaf
Injeksi Oksitosin
Oksitosin 10 U.I
Dapar asetat pH 3,5 q.s.
Aqua p.i. ad 1 ml
Perhitungan
1 U.I ~ 2-2,2 μg oksitosin
Dosis Oksitosin = 10 U.I
= 10/1 x 2 μg
= 20 μg/ml
Akan dibuat 15 ampul
Volume total ampul (V)
={(A+2)x(volume ampul+ kelebihan)+(2x3)}ml
= {(15+2) x (1 ml + 0,1) + (2x3)} ml
= 24,7 ml ≈ 25 ml
Oksitosin 25 ml/1 ml x 20 μg = 500 μg = 0,50 mg
Pengenceran :
1. Timbang 50 mg dalam 10 ml aqua p.i
2. Ambil 1 ml, ditambah aqua p.i. ad 10 ml
3. Ambil 1 ml, ditambah aqua p.i ad 10 ml
Dapar asetat pH 3,5
(FI IV hal. 1144)
Pembuatan Dapar asetat pH 3,5
Larutkan 25 g Amm. Asetat P dalam 25 ml air, tambahkan 38 ml HCl 7 M. Atur pH hingga 3,5 dengan penambahan HCl 2 M atau amm. Hidroksida 5 M dan encerkan dengan aqua pro injection hingga 100 ml.
Perhitungan
Akan dibuat 25 ml dapar asetat, maka :
Amm. Asetat = 25 g x 25 ml = 6,25 g
100 ml
HCl 7 M = 38 ml x 25 ml = 9,5 ml
100 ml
Penimbangan
Oksitosin = 50 mg dilarutkan dalam 10 ml aqua p.i. (larutan A). Ambil 1ml lar. A + aqua p.i. ad 10 ml (Lar. B). Ambil 1 ml lar. B + aqua p.i. ad 10 ml (Lar.C). Gunakan larutan C sebanyak 10 ml.
Amm. Asetat = 6,25 g
HCl 7 M = 9,5 ml
Latar belakang pemilihan :
1. Dosis oksitosin 10 UI/ml. Dosis ini dipilih berdasarkan yang tercantum dalam pustaka (Remington hal. 1055) yaitu 3-10 unit dengan rute pemberian intra muskular.
2. Oksitosin dapat memberikan secara intramuskular atau infus intravena. Rute pemberian yang dipilih adalah intramuskular, karena untuk tujuan mencegah pendarahan pasca kelahiran dengan interval pemberian 2-3 jam akan memberikan efek selama 3-5 menit, sedangkan secara intravena memberikan efek selama 1 jam.
3. Pada formula, digunakan dapar asetat pH 3,5 karena diketahui bahwa selama proses pembuatan larutan obat oksitosin pH dibuat 2,5-4,5.
4. Tidak digunakan pengawet karena merupakan sediaan dengan dosis tunggal.
5. Pelarut yang digunakan adalah aqua p.i. karena pelarut ini bebas pirogen, steril, sehingga dapat mencegah kontaminasi pada sediaan.
6. Teknik yang dipilih adalah aseptis, karena oksitosin merupakan golongan hormon yang tidak stabil terhadap pemanasan.
Injeksi Hipoglikemik
Latar belakang pemililan formula
· Menurut AHFS formula insulin biasanya di tambahkan :
- Gliserol untuk penstabil
- Fenol sebagai pengawet
· Menurut connors sediaan insulin mengandung 0,1 % - 0,4 %
Formula dasar (Connor hal 383)
Insulin 500 units/ml
Gliserin 1,4 -1,8%
Kresol 0,1 – 0,25 %
ZnCl2 0,1 – 0,4 %
Formula rencana
Insulin 100 unit/ml
Gliserin 40 %
Fenol 0,5 %
ZnCl2 0,2 %
Aqua ad 2ml
Perhitungan formula jadi :
Insulin 100 unit/ml
Gliserin 40 %
Fenol 0,5 %
ZnCl2 0,2 %
Aqua ad 2 ml
Volume 1 botol = 2 ml, dibuat 16 botol
Volume yang diperlukan
=[ (n+2)V + (2x3) ] ml
= [ (16+2)2,2 ml + ( 2x3) ] ml
Untuk 18 botol = 45,6 ml ≈ 50 ml
Insulin = 100 units/ml x 50 ml
= 5000 units
= 5000 unit x 0,03846 mg = 192,3 mg
Gliserin = 40 % x 50 ml
= 20 g
Fenol = 0,5 % x 50 ml
= 0,25 g
= 250 mg
ZnCl2 = 0,2 % x 50 ml
= 0,1 g
= 100 mg
Keterangan :
n = jumlah ampul ( 16 ampul)
2 = cadangan
V = volume ampul + kelebihan volume [2 ml + ( 2ml + 10%)]= 2,2 ml
2x3 = untuk pembilasan
Note : 1 unit insulin ≈ 0,03846 mg
( Martindale ed. 35 hal. 405 )
Injeksi Diazepam
INJEKSI DIAZEPAM (Handbook of steril Injection)
Dalam ampul 2 ml, tiap ml mengandung :
Diazepam 5 mg
Propilen glikol 40%
Etil alkohol 10%
Benzil alkohol 1,5%
Natrium benzoat 2,5%
Rute pemberian : intravena
Latar belakang pemilihan formula :
Propilen glikol, benzil alkohol, dan etil alkohol digunakan sebagai pelarut campur dengan tujuan untuk meningkatkan kelarutan dan stabilitas diazepam.
Na benzoat digunakan sebagai pengawet (antimikroba). Menggunakan pengawet karena cara sterilisasi pada sediaan ini menggunakan teknik filtrasi.
Injeksi Diazepam ( Ampul ) → secara IV
Diazepam 10 mg ( Martindale 28 hal 1283 )
Sel Petit ( Fornas 1978 hal 273 )
Tiap 100 mg mengandung :
Etanol 26 mg
Campuran yang cocok ad 100g (100 – 26 = 74 g )
(Campuran tdd 35 bagian gliserol & 45 bag Aqua pi)
Campuran tsb Sterilisasi Autoklaf, lalu campur dgn etanol scr Aseptis
Perhitungan volume ( 10 ampul )
V = [ ( n + 2 ) V +( 2 x3 ) ]
= [ ( 10 + 2 )( 2 + 10,5 ) + ( 2 x 3 )]
= 31,8 ml ~ 32 ml
Gliserol = 35 g x 74 g = 32,375
80 g
Aqua = 45 g x 74 g = 41,625 g
80 g
* Sol Petit pi & dibuat 50 ml jd penimbangan bahan – bahan dibagi 2.
* Pembuatan Teknis Aseptis ( LAF )
Sterilisasi bahan : Diazepam→ Radiasi γ
Injeksi Vitamin C ( Ampul )
(DI 88 hal 2109, Formula dasar Martin 28 hal 1656)
Vitamin C ( Sodium ascorbic ) 100 mg
Na.HCO3 4,8 %
Na. Metabisulfit 0,1 %
Aqua pi ad 1 ml
- u/ pengobatan dan pencegahan scorbut
- Nahco3 sbg stablizing agent
- Na metabisulfit sbg antioksidan
- Pembuatan Aseptik
- Wadah : Ampul coklat dialir gas inert pd saat penutupan ampul.
Injeksi Atropin Sulfat
Formula:
Atropin Sulfat 1 mg
Dapar asetat pH 3,5
Aqua pi ad 1 ml
Latar belakang pemilihan formula:
1. Dosis yang dipilih yaitu 1 mg karena sediaan yang dibuat untuk tujuan efek terhadap jantung
2. Dapar asetat ph 3,5 digunakan karena zat aktif atropin sulfat memiliki stabilitas antara pH 3-6,5 dan pH atropin baik pada pH asam
3. Wadah yang digunakan adalah ampul dengan kaca gelap karena zat aktif harus terlindung dari cahaya
4. Sterilisasi injeksi menggunakan sterilisasi uap pada suhu 121oC selama 15 menit karena mengandung pembawa air
5. Aqua pi digunakan sebagai pelarut zat aktif, tidak bebas pirogen karena vol lar yang akan diinjeksikan relatif kecil
6. Tidak perlu bahan pengisotonis karena vol yang diinjeksikan relatif kecil yaitu 1 ml
7. tidak menggunakan pengawet karena pemakaian sekali pakai
Perhitungan sama dengan ampul yang lain
Injeksi Rekonstitusi Ampisilin
Formula Jadi :
Ampisilin Na 150 mg/ml
Aqua pi ad 1ml
Tiap vial mengandung :
Ampisilin Na 150 mg/ml
Tiap ampul mengandung :
aqua pi ad 1 ml
Latar Belakang :
Ampisilin untuk injeksi saluran pernapasan (Bronkitis Pneumoniae)
dosis = 150 – 200 mg/kg ( DI p. 277)
Injeksi antiasma dalam ampul
Formula jadi :
Tiap ml mengandung :
Teofilin 21,25 mg
Etilendiamin 3,75 ml
Aqua pi ad 1ml
Latar Belakang :
Injeksi iv asma bronkial digunakan aminofilin, dibuat dari teofilin & etilendiamin, tidak digunakan aminofilin langsung karena jika aminofilin dibiarkan dalam udara terbuka perlahan kehilangan etilendiamin & menyerap CO2 dengan melepaskan teofilin (Martindale P 1314)
Dosis aminofilin = 25 mg/ml
Aminofilin mengandung 84,0 – 87,4 % teofilin & 13,5 – 15,0 % etilendiamin
Perhitungan :
Teofilin = 85 % x 25 mg/ml = 21,25 mg/ml
Etilendiamin = 15% x 25 mg/ml = 3,75 mg/ml
Strerilisasi = Autoklaf
Rute = iv
Injeksi Aminofilin
(Formularium Nasional)
Tiap ml mengandung :
Aminophyllinum 24 mg
Aqua pro injectione ad 1ml
Rute pemberian : intravena
Latar belakang pemilihan formula :
1. Aminofilin merupakan salah satu antiasma golongan beta 2-mimetika sebagai bronkodilator yang mempunyai efek samping yang ringan
2. Aqua pro injeksi digunakan sebagai pelarut karena aminofilin larut dalam air.
3. Dosis 24mg/ml sebagai bronkodilator pada asma
Injeksi Strichnin Nitrat
Tiap 1 ml mengandung :
Strichinin Nitrat 2 mg
Aqua pro injeksi ad 1 ml
Volume total Ampul
V = [(n + 2) v + (2 x 3)] ml
= [(16 + 2) 1,1 + (2 x 3)] ml
= 25,8 ml ~ 30 ml
Dimana : n = Jumlah ampul
2 = Cadangan
V = Volume ampul + kelebihan volume
Cat:
kelebihan = cairan encer 0,10 ml (FI III hal 19)
Latar belakang:
Indikasi: Stimulan SSp
Dosis = 2-8 mg(Martindale P 399)
Sterilisasi: Autoklaf
Injeksi Vitamin A (ampul) IM
misal buat 13 ampul
Formula:
Vitamin A 50.000 UI (DI 2003 hal 3498)
BHT 10 mg/ 1.000.000 IU Vit A
Oleum arachidis ad 2 ml
Perhitungan:
V = [ ( n + 2 ) v + ( 2 x 3)] ml
= 2 ml + 0,25 ml = 2,25 ml sehingga
= [(13 + 2) 2,25 + (2x3)] ml
= [33,75 + 6] ml
= 39,5 ml ~ 40 ml
Penimbangan:
Vit A = 50.000 UI x 1 g x 40 = 1 g
1.000.000 UI 2
BHT = 50.000 UI x 10 mg x 40 = 1 g
1.000.000 UI 2
Oleum arachidis ad 40 ml (kalibrasi dalam beaker)
Latar belakang formula:
- Vitamin A tidak larut dalam air maka digunakan pelarut minyak
- Vitamin A Dan oleum arachidis mempunyai sifat mudah teroksidasi sehingga digunakan BHT sebagai antioksidan
- Formula ini tidak membutuhkan pengawet karena berupa ampul (wadah takaran tunggal)
Pembuatan: Aseptis dalam LAF
Vitamin A dan BHT→ dialiri gas ETO
Oleum arachisis → oven 150oC selama 1 jam
Wadah : ampul coklat
Injeksi Vitamin D (punya yuki)
injeksi vitamin D (ampul) IM
Formula
Ergokalsiferol 250 mikrogram
BHT 0,01%
Ol. Arachidis ad 1 ml
Pembuatan : aseptis
Ergotamine + BHT : radiasi gamma
Ol arachis : oven
Ampul coklat
Aliri gas N2
Injeksi Vitamin D
Formula Standar (Trisel hal. 191)
R/ Calcitriol 1 atau 2 µg
Polisorbate 20 4 mg
Sodium chloride 1,5 mg
Sodium ascorbate 10 mg
Dibasic sodium phosphate anhydrous 7,6 mg
Monobasic sodium phosphate monohydrate 1,8 mg
Edetate disodium dehydrate 1,1 mg
Rencana Jadi
R/ Caltriol 0,5 mcg
Polisorbat 0,2%
Asam askorbat 0,1%
Aqua p.i ad 1 mL
Kemasan : ampul
Jumlah : 14
Rute pemberian : intravena
Dasar pemilihan formula
Calcitriol digunakan sebagai zat berkhasiat dengan dosis 0,5 mcg karena berdasarkan literatur yang dirujuk, calcitriol intravena untuk hipokalsemia dibutuhkan dosis 0,5-3 µg (0,01-0,05 µg/kg BB) dan dosis ini dapat digunakan oleh pasien yang mempunyai gangguan fungsi ginjal
Polisorbat 20 digunakan sebagai zat pembasah karena calcitriol tidak larut dalam air, sementara polisorbat 20 larut dalam air sehingga diharapkan dengan penambahan bahan ini akan dihasilkan injeksi yang jernih, karena untuk penggunaan secara intravena larutan harus jernih dan bebas dari endapan.
Asam askorbat digunakan sebagai antioksidan karena calcitriol dan polisorbate 20 berbentuk minyak yang cepat teroksidasi sehingga dipilih untuk memperlambat proses oksidasi dari calcitriol dan polisorbate 20 dalam larutan air.
Volume yang dibuat adalah 1 mL, dipilih karena ditujukan untuk penggunaan dosis tunggal sehingga digunakan ampul agar penggunaannya mudah dan tidak berpotensi untuk terkontaminasi.
Injeksi Efinefrin HCl
Tiap 2 ml mengandung:
Epinefrin HCl 1 mg
Na Metabisulfit 0,1 %
Dapar asetat 3,5 ad 2 ml
Perhitungan
Rumus = {(n +2)v+ (2x3)} ml
N = jumlah ampul
2 = cadangan
V = Volume ampul = Kelebihan Volume
2x3 = Untuk pembilasan
V = {(n +2)v+ (2x3)} ml
= {(14+2) (2+15%) + (2x3)} ml
= 40,4ml ~ 40,5 ml
Injeksi Epinefrin (ampul)
(PUNYA yuki)
Formula jadi (Martindale hal. 6)
Tiap ampul (1 ml) mengandung
Epinefrin HCl 0,1mg
Vitamin C 0,1%
Aqua p.i ad 1 ml
Latar Belakang :
- Digunakan Epinefrin HCl karena epinefrin HCl lebih mudah larut dlm air
- Epinefrin HCl dapat berubah warna jika terkena cahaya dan udara maka perlu dilindungi dengan penambahan antioksidan yaitu vitamin C
- Digunakan ampul coklat, krn zat aktif perlu dilindungi dari cahaya
#Pembuatan : otoklaf
#Indikasi : Bronkospasme
#Dosis : 0,1-0,5 mg (DI hal 630)
Injeksi Anestetik General
Formula dasar
(Formularium Nasional 1978, hal. 172)
Ketamini Hydrochlorida setara dengan
Ketaminum 10 mg
Aqua pro injeksi hingga 1 ml
Formula jadi
Ketamin HCL 100 mg
Aqua pro injeksi ad 2 ml
Penimbangan Bahan
Volume ampul (18 buah)
V = ( n + 2 ) x Vi + ( 2 x 3 )
V = ( 18 + 2 ) x 2,15 + ( 2 x 3 )
V = 49 m
Ketamin HCL = 100 mg/2 ml x 49 ml
= 2450 mg
= 2,45 g
Aqua pi = 49 ml – 2,45 ml
= 46,55 ml
Injeksi Klorpromazin HCl
FORMULA
Dalam ampul 1ml, tiap ml mengandung:
Klorpromazin HCl 25 mg
Na metabisulfit 0,01 %
Na benzoat 0,5 %
Aqua p.i ad. 1ml
Rute pemberian : Intramuskular
Latar Belakang Penetapan Formula
1. Dosis Klorpromazin HCl 25-50mg tiap 6-8 jam disuntikkan melalui intramuskular dan berkhasiat sebagai antiemetikum.
2. Na metabisulfit berfungsi sebagai antioksidan karena klorpromazin sangat mudah teroksidasi dan pH rendah sehingga digunakan pula antioksidan dengan pH rendah.
3. Na benzoat berfungsi sebagai pengawet karena sterilisasi klorpromazin menggunakan metode aseptis, yaitu sterilisasi dengan cara filtrasi membran sehingga dibutuhkan suatu pengawet.
Injeksi Klorpromazin HCl (Ampul)
Tiap ml ampul mengandung :
Chlorpromazin HCl 25 mg
Na bisulfit 1 mg
Aqua pi ad 1 ml
Latar Belakang :
Stabilitas klorpromazin HCl akan teroksidasi oleh karena itu dibutuhkan suatu antioksidan antara lain : ascorbic acid, Natrium bisulfite dan Natrium Sulfite. Naatrium Bisulfite sebagai antioksidan karena stabil pada pH 3-5 dan tidak OTT terhadap Klorpromazin HCL dan juga sebagai anti mikroba
(Martindale 28 hal 1292).
Injeksi Fenitoin
Formula
Tiap ml mengandung :
Phenytoin Na 50mg
Propilenglikol 40%
Alkohol 10%
Aqua p.i ad 1ml
Latar belakang pemilihan formula :
- Fenitoin tidak larut dalam air sehingga digunakan bentuk garamnya yaitu fenitoin natrium.
- Fenitoin Na larut dalam air, akan tetapi lama kelamaan mudah terhidrolisasi , sehingga digunakan zat penambah kelarutan yaitu propilen glikol 40% dan alkohol 10%. (DI 2003)
- Fenitoin Na digunakan dengan rute intravena dengan aturan pakai untuk dewasa yaitu150-250mg..
- Digunakan ampul 1 ml karena rute yang dipakai adalah intravena. Untuk injeksi secara intravena jumlah obat yang diinjeksikan adalah 1 ml dan secara intravena zat atau obat lebih cepat diabsorbsi.
Injeksi defisiensi vitamin neurotropik
Formula jadi
Vitamin B1 100 mg
Vitamin B6 150 mg
Vitamin B12 1000mcg
Aqua pi ad 25 mg
V = {( n + 2 ) v + ( 2 x 3 )}
= {( 14 + 2 ) 1,1 + ( 2 x 3 )} ml
= 23,6 ml ~ 25 ml
Vitamin B1 yang ditimbang :
= 100 mg x 25 ml
= 2500 mg
Vitamin B6 yang ditimbang :
= 150 mg x 25 ml
= 3750 mg
Vitamin B12 yang ditimbang :
= 1000 mcg x 25 ml
= 25000 mcg = 25 mg
Pengenceran vitamin B12 = 25 mg x 10 ml = 5 ml
50 mg
Cara pengenceran
Timbang vitamin B12 50 mg kemudian tambahkan aqua pro injeksi ad 10 ml.
Sisa pengenceran = 10 ml – 5 ml
= 5 ml
Benzalkonium klorida = 0,01/ 100 x 25
= 2,5 x 10 -3 g = 2,5 mg
Pengenceran = 2,5 / 50 x 20 ml = 1 ml
Injeksi untuk neurotropik
(bisa untuk vial dan ampul)
Tiap vial mgdg :
Vitamin B1 500 mg (DI 2103)
Vitamin B6 750 mg (Martindale 1643)
Vitamin B12 5 mg (DI hal 1644)
Klorbutamol 0,5%
Dapar asetat pH 2,45 ad 5ml
Sterilisasi : LAF
Sterilisasi vit B1 :radiasi
Vit B6 : oven
Vit B12 : oven
Cara kerja
-Masing2 serbuk vit B6 dan B12 disterlisasi di oven
-Aqua pi , HCl dan Na asetat disterilisasi di otoklaf
-Lalu setiap zat dilarutkan dengan aqua pi
Injeksi Hidrokortison
Rancangan formula :
Tiap ml mengandung :
Hidrokortison sodium fosfat 15 mg
Benzal kronium klorida 0,01 %
Na sitrat 10 mg
Na bisulfit 3,2 mg
NaOH untuk mempertahankan pH ( bila perlu )
Aqua pi ad 1 ml
Wadah : ampul yang dilapisi aluminium foil
Volume : 1 ml
Volume penyuntikan 1 ml
Dosis : 15 mg/ml
Dosis perhari : 15-240 mg
Jalur : iv, im
Dasar pemilihan formula
1. Digunakan hidrokortison natrium fosfat adalah untuk meningkatkan kelarutan dimana hidrokortison sangat sukar larut dalam air.
2. Ditambah pengawet karena pembuatan sediaan ini menggunakan teknis aseptis. Dan pengawet yang digunakan adalah benzalkonium klorida karena pH benzalkonium klorida mendekati pH sediaan dan rentang pH nya lebar
3. Natrium bisulfit digunakan sebagai antioksidan karena sediaan ini mudah teroksidasi menjadi 21-dehidrokortison.
4. Natrium sitrat digunakan untuk mempertahankan pH 6,9-7,9 sediaan karena oksidasi akan meningkat 4-5 kali lebih besar bila pH tidak dipertahankan.
5. Natrium hidroksida digunakan ( bila perlu ) untuk mencapai pH sediaan yang diinginkan.
6. Digunakan aqua pi sebagai pelarut, untuk melarutkan zat aktifnya yaitu hidrokortison sodium fosfat.
Injeksi Anestetik lokal (Ampul dan vial)
Lidokain HCl 600mg ( Martindale 28 hal 905 )
Benzalkonium klorida 0,01 %
Aqua pi ad 4 ml
Lidokain HCl digunakan sbg anestetik lokal dgn dosis 3mg/kgBB, dosis tidak boleh lebih dari 200 mg
Dosis skali penyuntikan 150 mg, 1 ml (u/ injeksi )
Sterilisasi : Autoklaf
Wadah: vial coklat
Injeksi Vitamin B6
Piridoksin HCl 50mg ( DI 88 hal 2100 )
Aqua pi ad 1ml
( Formula dasar : DI 88 hal 2100, ForNas 1978 hal 262 )
Sterilisasi : Autoklaf
Wadah : Ampul coklat karena fotosensitiv
( DI 88 hal 2099 )
2 komentar:
berarti nilai n pada rumus itu tergantung jumlah ampul yg di butuhkan? kalo untuk vial sama juga ya?
mohon di bales ya ^^
Izin bertanya untuk injeksi oksitosin itu mengapa pada pengenceran "Ambil 1 ml, ditambah aqua p.i. ad 10 ml" dilakukan 2 kali ya kak? maaf saya masih bingung
Terima Kasih Sebelumnya
Posting Komentar